Siapa yang tidak tahu dengan keganasan lubang hitam / black hole. Lubang hitam adalah suatu area yang gelap dan rapat di ruang angkasa yang memiliki gravitasi sangat kuat. Salah satu objek di luar angkasa yang saya suka ini, memang mengerikan dan penuh misteri. Ukurannya beragam, mulai dari yang kecil (gak kecil-kecil kali) hingga bisa memuat ribuan bahkan jutaan massa matahari. Dengan kerapatan yang tak terbatas dan gravitasinya yang sangat besar, dia mampu untuk melahap apa saja yang ada disekitarnya, seperti radiasi elektromagnetik, termasuk cahaya. Dan bahkan jika ada dua lubang hitam yang saling berdekatan, mereka bisa saling lahap satu sama lain. Jika itu terjadi, akan tercipta satu lubang hitam baru dan massanya pun akan bertambah.


Kita tidak akan mampu melihat lubang hitam walaupun dengan bantuan teropong paling sensitif sekalipun. Dimulai dari teropong tempo doeloe hingga yang paling sensitif yang bergaya futuristik. Itu disebabkan karena lubang hitam dapat menangkap cahaya yang memiliki kecepatan 300.000 km/detik. Karena itu cahaya tersebut (baca: jurusan lubang hitam - mata via jurang) tidak mampu untuk mencapai mata kita untuk kemudian  diterjemahkan oleh otak bagaimana wujud sebenarnya. Tapi bukan berarti jarak sejauh apapun dapat ditangkap olehnya. Hanya yang disekitarnya saja. Sebagai tambahan, Bumi akan dalam bahaya hanya jika Bumi berjarak 10 mil dari lubang hitam. Salah satu cara mendeteksinya yaitu dengan melihat pergerakan obyek-obyek di sekitarnya.

Sebelumnya para astronom sudah melihat bagaimana Black Hole menyedot gas yang beterbangan di sekitarnya, lalu memanaskan gas tersebut sehingga memancarkan radiasi dalam berbagai panjang gelombang, mulai dari gelombang radio hingga gelombang cahaya tampak dan sinar-X.

Berdasarkan pengamatan dari tiga teleskop ruang angkasa sinar-X selama lebih dari satu dekade, para astronom melihat sebuah bintang yang terlempar mendekati pusat sebuah galaksi akibat kedekatan posisinya dengan bintang lain. Dalam perjalanannya menempuh jalur tersebut, ia mendekati sebuah Black Hole raksasa yang massanya setara dengan 100 juta kali massa Matahari, lalu tersedot ke dalam lubang hitam itu.

“Bintang itu sesungguhnya bisa selamat bila hanya terhisap sebagian, misalnya gasnya saja,” ujar Stefanie Komossa, astronom di Max Planck Institute for Extraterrestrial Physics, Jerman. “Namun dalam peristiwa ini ia terhisap seluruhnya.” Black Hole raksasa yang menyedotnya berada dekat pusat galaksi RX J1242-11. Jaraknya sekitar 700 juta tahun cahaya dari bumi. Sementara bintang yang dihisapnya seukuran matahari. Ia terkoyak-koyak dan terhisap selama beberapa hari.



Landasan Teori

Teori mengenai lubang hitam ini dikemukakan oleh astronom asal Jerman bernama Karl Schwarzschild, pada tahun 1916, dengan berdasar pada teori relativitas umum oleh Albert Einstein. Dan dipopulerkan oleh Stephen Hawking pada salah satu bukunya, A Brief History of Time.

Asal Mula Lubang Hitam

Proses terbentuknya lubang hitam ini berawal dari sebuah bintang yang melakukan 'bunuh diri' kosmik dalam ledakan besar yang disebut supernova. Merujuk ke wikipedia, asal mula lubang hitam tercipta ketika suatu objek tidak dapat bertahan dari kekuatan gaya gravitasinya sendiri. Banyak objek (termasuk Matahari dan Bumi) tidak akan pernah menjadi lubang hitam. Tekanan gravitasi pada Matahari dan Bumi tidak mencukupi untuk melampaui kekuatan atom dan nuklir dalam dirinya yang sifatnya melawan tekanan gravitasi. Tetapi sebaliknya untuk yang bermassa sangat besar, tekanan gravitasinya lah yang akan menang. Singkatnya, jika tekanan gravitasi tidak mencukupi untuk melawan suatu gaya yang sifatnya melawan tekanan gravitasi, maka gravitasi yang kalah. Sebaliknya, untuk obyek yang massanya sangat besar, gravitasinya lah yang akan berkuasa. Itulah alasannya mengapa Bumi tidak akan pernah bisa menjadi lubang hitam.

Ukuran Lubang Hitam

Ukurannya beragam. Tetapi sepertinya tak ada batasan mengenai seberapa besar ukuran lubang hitam dapat terbentuk. Seperti pada awal pembahasan kita, lubang hitam bisa memuat jutaan massa Matahari. Para ilmuan menduga kalau pusat galaksi Bimasakti adalah sebuah lubang hitam raksasa yang memuat jutaan massa Matahari. Menurut teori relativitas umum, juga tidak ada batasan seberapa kecil ukuran sebuah lubang hitam. Tetapi, berdasarkan teori gravitasi dan mekanika kuantum serta beberapa teori lain yang sedang dikembangkan, diperoleh petunjuk bahwa lubang hitam tidak mungkin memiliki jari-jari (radius) lebih kecil daripada 10 pangkat -33 cm atau 0.000000000000000000000000000000001 cm.

Semoga bermanfaat
Pada Minggu 5 Desember 2010 kemarin, sejumlah orang berkumpul di Bandara Internasional Fort Lauderdale, Hollywood. Mereka mengenang kejadian hilangnya skuadron Flight 19, 65 tahun lalu.

Lima pesawat dan 14 kru pesawat itu hilang di Segitiga Bermuda, sebuah kawasan yang berada dalam garis  imajiner yang menghubungkan  tiga wilayah yaitu  Bermuda, Puerto Rico, dan Miami di Amerika Serikat. 

Banyaknya kapal dan pesawat yang raib di kawasan itu membuat Segitiga Bermuda jadi salah satu lokasi paling misterius di muka Bumi. 

Sejumlah spekulasi beredar, bahwa di Segitiga Bermuda terdapat lubang hitam 'black hole', atau alien yang bersembunyi di bawah lautan, portal ke dimensi lain, gas methan, lokasi Atlantis yang hilang, hingga rumah iblis, Dajal.


Sejumlah pertanyaan soal Segitiga Bermuda juga disodorkan ke Badan Antariksa AS, NASA. Berikut jawabannya.  

Apakah ada hubungan antara Segitiga Bermuda dan lubang hitam 'black holes'?

Tidak ada lubang hitam di Segitiga Bermuda. Pada kenyataannya, bahkan tak  ada yang namanya Segitiga Bermuda. Banyaknya kasus kehilangan di wilayah itu konsisten dengan wilayah lainnya. (Ilmuwan NASA, Dr Eric Christian)

Segitiga Bermuda dan  Zona De Silencia di Meksiko berada pada garis lintang yang sama dan kedua tempat ini misterius. Zona De Silencia diketahui bisa  menarik meteorit dari langit, sementara Segitiga Bermuda dikenal karena banyak kapal dan pesawat yang hilang secara misterius. Mengapa dua wilayah ini tidak diteliti?

Fakta-fakta tentang lokasi tersebut salah. Tidak ada bagian dari Bumi yang bisa menarik meteorit dari langit, tidak ada anomali gravitasi yang aneh. Medan gravitasi bumi telah dipetakan dengan presisi luar biasa terutama oleh perusahaan yang menggunakan peta gravitasi untuk mengetahui potensi minyak dan mineral. 

Juga tidak ada penghilangan lebih misterius di Segitiga Bermuda daripada di bagian laut lain di zona badai.  Artinya, tidak ada yang misterius dari dua lokasi tersebut. Saya sarankan agar Anda mencoba untuk mengevaluasi akurasi sumber Anda dan menghubungkannya dengan dunia nyata, bukan fantasi ini. (Astrobiologis dan ilmuwan senior NASA, David Morrison)

Jawaban NASA senada dengan apa yang dimuat situs Sejarah Angkatan Laut Amerika Serikat, www.history.navy.mil. Dijelaskan, bahwa faktor signifikan yang menyebabkan hilangnya kapal di Segitiga Bermuda adalah arus laut yang kuat, disebut Gulf Stream.

Badai yang datang tiba-tiba itulah yang menyebabkan kapal angkatan laut  hilang di Bahama, Saratoga. Kapal dan-krunya hilang tak berbekas pada 18 Maret 1781.

Dijelaskan juga bahwa tidak hanya di Segitiga Bermuda, banyak kapal-kapal Angkatan Laut AS lainnya telah hilang di laut karena  badai di seluruh dunia -- secara mendadak.

Kapal dan pesawat bisa hilang secara tiba-tiba di wilayah Segitiga Bermuda itu karena anomali kompas yang bisa mengacaukan sistem navigasi. Soal adanya anomali ini pernah dicatat oleh Columbus dalam pelayarannya.

Dalam sejumlah catatan disebutkan bahwa Segitiga Bermuda adalah salah satu dari dua  lokasi di dunia yang memiliki anomali. Wilayah lain adalah laut Jepang dan Filipina, yang juga dikenal dengan nama yang mirip, 'Segitiga Formosa'.

Semoga bermanfaat

Sumber: http://teknologi.vivanews.com/news/read/192325-misteri-segitiga-bermuda--ini-jawaban-nasa
Apakah itu “tahun cahaya”? Apa pula yang dimaksud dengan “Satuan Astronomi (SA)” atau biasa dikenal dengan Astronomical Unit (AU)? Lantas, apakah itu Parsec (pc), kiloparsec, dan megaparsec? …dan magnitudo?

Harus diakui, astronom punya satuannya sendiri yang unik dan agak lain dari apa yang kita pelajari dalam pelajaran fisika, misalnya.

Hal ini wajar karena astronomi mempelajari berbagai benda langit di alam semesta ini, mulai dari skala atomik hingga seluruh alam semesta beserta isinya. Kadang-kadang tidak nyaman untuk menyatakan sesuatu jarak dalam satuan yang biasa digunakan sehari-hari, karena tidak cukup besar atau mungkin bahkan terlalu besar. Dalam kehidupan sehari-hari kita mengenal berbagai satuan panjang. Kita mengenal centimeter dan meter (1 meter = 100 centimeter) untuk menyatakan panjang atau jarak. Kalau jarak yang kita gunakan terlalu jauh, kita gunakan kilometer (1 kilometer = 1000 meter) atau mil (1 mil = 1.61 km). Kebetulan contoh-contoh satuan astronomi yang saya sebut di atas adalah satuan jarak (SA, tahun cahaya, dan parsec). Mari kita bahas artinya satu persatu!


Satuan Astronomi (SA) atau Astronomical Unit

Ketikkanlah “Astronomical Unit” ke dalam mesin pencari google, keluarlah angka ajaib: 1 Astronomical Unit = 149 598 000 kilometers! Nah lo, dari mana asalnya angka ajaib ini? Menurut definisinya, 1 Satuan Astronomi adalah jarak dari Bumi ke Matahari. Tapi bukankah jarak ini tidak tetap? Bukankah Bumi bergerak mengitari Matahari dalam lintasan elips? Akhirnya kemudian diambil definisi yang lebih akurat yaitu 1 Satuan Astronomi (1 Astronomical Unit, biasa disingkat AU) adalah panjang setengah sumbu panjang dari lintasan Bumi mengitari Matahari.

Penentuan jarak 1 Satuan Astronomi, atau jarak Bumi-Matahari, adalah perjuangan yang panjang. Aristarchus dari Samos, pemikir abad Yunani Klasik, memperkirakan jarak Bumi-Matahari paling-paling hanya 20 kali jarak Bumi-Bulan (jarak Bumi-Bulan: 384 000 km). Perkiraannya meleset jauh karena jarak Bumi-Matahari ternyata sekitar 390 kali jarak Bumi-Bulan. Jarak yang diberikan oleh google adalah hasil perhitungan modern yang menggunakan astronomi radio dan hitung orbit. Nilai eksaknya adalah 1 AU = 149 597 870.691 km, akurat hingga 30 meter.

Untuk perhitungan yang tidak membutuhkan ketelitian tinggi, membulatkan 1 AU menjadi 150 juta km (seratus lima puluh juta kilometer) kadang-kadang sudah cukup, lagipula lebih mudah diingat. Satuan Astronomi biasanya digunakan untuk menyatakan jarak dalam skala tata surya kita. Misalnya: Jarak dari Planet Mars ke Matahari kurang lebih 1.5 AU (bayangkan betapa tidak enaknya kalau harus selalu mengatakan, jarak Mars-Matahari = 228 000 000 km), jarak dari Matahari ke Planet Jupiter adalah 5.2 AU, ke Saturnus 9.58 AU, dan menuju planet katai Eris kira-kira 67 AU.

Tahun cahaya (light year)

Yang pertama harus diingat: Tahun cahaya bukanlah satuan waktu! Meskipun ada kata “tahun”, tetapi “tahun cahaya” adalah satuan jarak. Lagi-lagi ketikkan light year ke google dan keluarlah angka ajaib: 1 tahun cahaya = 9.46 x 10^12 km (sedikit di bawah 10 trilyun kilometer). Dari manakah asal angka ini? Satu tahun cahaya adalah jarak yang ditempuh seberkas cahaya selama 1 tahun. Wow! Seberapa cepat cahaya? Menurut pengukuran modern, dalam satu detik cahaya dapat menempuh jarak 300 000 km! Artinya, dalam satu nanodetik (sepersemilyar detik), cahaya menempuh jarak 30 cm…yah kurang lebih sepanjang sisi panjang kertas A4. Kalau selama setahun? Coba dihitung…dalam 1 menit ada 60 detik…dalam 1 jam ada 60 menit…dan dalam 1 hari ada 24 jam…berarti dalam 1 hari ada 86400 detik. Dalam setahun kira-kira ada 365 atau 366 hari, tergantung apakah tahun kabisat atau tidak…anyhow…dalam waktu 1 tahun, cahaya dapat menempuh jarak hampir 10 trilyun kilometer!

Mengapa kita membutuhkan satuan yang demikian besar? Jawabnya adalah karena jarak bintang terdekat dari Matahari adalah 40 trilyun kilometer! Jarak yang luar biasa besar ini tentu saja tidak nyaman untuk diungkapkan dalam kilometer, namun lebih mudah dituliskan dan nyatakan dalam tahun cahaya: 4.22 tahun cahaya. Jarak menuju beberapa bintang di sekitar Matahari kita biasanya dinyatakan dalam satuan ini: Jarak menuju Sirius adalah 8.58 tahun cahaya, jarak menuju Wolf 359 adalah 7.78 tahun cahaya (Dalam serial Star Trek: The Next Generation, Wolf 359 adalah lokasi pertempuran antara armada Federasi dengan bangsa Borg).

Peta di samping menunjukkan posisi bintang-bintang di sekitar Matahari dalam jarak 14 tahun cahaya dari kita. Jarak menuju pusat Galaksi kita, diperkirakan sekitar 30 000 tahun cahaya, sementara jarak menuju Galaksi Andromeda adalah sekitar 2 juta tahun cahaya.

Parsec (pc)

Parsec adalah kependekan dari “parallax of one arcsecond”. Ini juga merupakan satuan panjang, 1 parsec sama dengan kurang lebih sama dengan 3.26 tahun cahaya. Jarak parsec ini ada kaitannya dengan jarak 1 satuan astronomi yang sudah kita bicarakan di atas. Bila kita mengukur sudut paralaks sebuah objek dan menemukan bahwa sudut paralaksnya adalah 1 detik busur (sudut 1 derajat = 60 menit busur, 1 menit busur = 60 detik busur. Jadi, 1 detik busur = 1/3600 derajat), maka jarak menuju objek tersebut adalah 1 parsec. Dengan sedikit perhitungan trigonometri, kita mendapatkan bahwa jarak 1 parsec = 206265 Satuan Astronomi, atau sama dengan 3.26 tahun cahaya, atau dalam kilometer: 1 parsec = 31000 trilyun kilometer.

Meskipun satuan jarak ini hanya sedikit lebih besar daripada 3 tahun cahaya, namun astronom lebih senang menggunakan satuan ini karena dapat dikaitkan langsung dengan besaran teramati yaitu sudut paralaks. Jarak ini juga sering disanding dengan awalan kilo untuk menyatakan 1 kiloparsec (kpc) = 1000 pc dan juga mega untuk menyatakan 1 Megaparsec (Mpc) = 1000 kpc = 1 000 000 pc. Dengan cara ini, kita dapat menyatakan jarak yang teramat jauh hanya dengan sedikit angka, misalnya:


Galaksi M51 jaraknya 7 Mpc dari Galaksi kita!

Jarak menuju bintang terdekat tadi, Proxima Centauri, adalah 1.3 parsec.
Jarak menuju gugus bintang Pleiades adalah 135 parsec.
Jarak menuju pusat Galaksi: sekitar 8.5 kpc.
Jarak menuju Galaksi Andromeda: 780 kpc.
Jarak menuju Galaksi M51: 7 Mpc
(Perkiraan) jari-jari alam semesta kita: 24 Gigaparsec(!) atau Gpc. 1 Gpc = 1000 Mpc

Ångström

Ini juga satuan jarak, namun berbeda dengan satuan-satuan jarak yang telah dibahas di atas, kali ini adalah satuan jarak yang teramat kecil: 1 Ångström = 1/10 nanometer atau sama dengan satu per 10 milyar meter. Bersama dengan nanometer dan mikrometer (mikron), astronom menggunakan satuan ini untuk menyatakan panjang gelombang elektromagnetik yang mereka amati. Sinar Ultraviolet dekat, misalnya, berkisar antara 3000 hingga 4000 Angstrom, sementara sinar inframerah dapat berkisar antara 7000 hingga 30000 Angstrom.

Semoga bermanfaat

(dikutip dari langit selatan.com)
Tabrakan Antargalaksi

Ternyata galaksi pun dapat saling “memakan” satu sama lain. Yang lebih mengejutkan adalah galaksi Andromeda sedang bergerak mendekati galaksi Bima Sakti kita. Gambar di atas merupakan simulasi tabrakan Andromeda dan galaksi kita , yang akan terjadi dalam waktu sekitar 3 milyar tahun.







Quasar

Quasar tampak berkilau di tepian alam semesta yang dapat kita lihat. Benda ini melepaskan energi yang setara dengan energi ratusan galaksi yang digabungkan. Bisa jadi quasar merupakan black hole yang sangat besar sekali di dalam jantung galaksi jauh. Gambar ini adalah quasar 3C 273, yang dipotret pada 1979.







Materi Gelap (Dark Matter)

Para ilmuwan berpendapat bahwa materi gelap (dark matter) merupakan penyusun terbesar alam semesta, namun tidak dapat dilihat dan dideteksi secara langsung oleh teknologi saat ini. Kandidatnya bervariasi mulai dari neotrino berat hingga invisible black hole. Jika dark matter benar-benar ada, kita masih harus membutuhkan pengetahuan yang lebih baik tentang gravitasi untuk menjelaskan fenomena ini.









Gelombang Gravitasi (Gravity Waves)
 
Gelombang gravitasi merupakan distorsi struktur ruang-waktu yang diprediksi oleh teori relativitas umum Albert Einstein. Gelombangnya menjalar dalam kecepatan cahaya, tetapi cukup lemah sehingga para ilmuwan berharap dapat mendeteksinya hanya melalui kejadian kosmik kolosal, seperti bersatunya dua black hole seperti pada gambar di atas. LIGO dan LISA merupakan dua detektor yang didesain untuk mengamati gelombang yang sukar dipahami ini.







Energi Vakum
 
Fisika Kuantum menjelaskan kepada kita bahwa kebalikan dari penampakan, ruang kosong adalah gelembung buatan dari partikel subatomik “virtual” yang secara konstan diciptakan dan dihancurkan. Partikel-partikel yang menempati tiap sentimeter kubik ruang angkasa dengan energi tertentu, berdasarkan teori relativitas umum, memproduksi gaya antigravitasi yang membuat ruang angkasa semakin mengembang. Sampai sekarang tidak ada yang benar-benar tahu penyebab ekspansi alam semesta.



Mini Black Hole

Jika teori gravitasi “braneworld” yang baru dan radikal terbukti benar, maka ribuan mini black holes tersebar di tata surya kita, masing-masing berukuran sebesar inti atomik. Tidak seperti black hole pada umumnya, mini black hole ini merupakan sisa peninggalan Big Bang dan mempengaruhi ruang dan waktu dengan cara yang berbeda.







Neutrino

Neutrino merupakan partikel elementer yang tak bermassa dan tak bermuatan
yang dapat menembus permukaan logam. Beberapa neutrino sedang menembus tubuhmu saat membaca tulisan ini. Partikel “phantom” ini diproduksi di dalam inti bintang dan ledakan supernova. Detektor diletakkan di bawah permukaan bumi, di bawah permukaan laut, atau ke dalam bongkahan besar es sebagai bagian dari IceCube, sebuah proyek khusus untuk mendeteksi keberadaan neutrino.




Ekstrasolar Planet (Exoplanet)
 
Hingga awal 1990an, kita hanya mengenal planet di tatasurya kita sendiri. Namun, saat ini astronom telah mengidentifikasi lebih dari 200 ekstrasolar planet yang berada di luar tata surya kita. Pencarian bumi kedua tampaknya belum berhasil hingga kini. Para astronom umumnya percaya bahwa dibutuhkan teknologi yang lebih baik untuk menemukan beberapa dunia seperti di bumi.






Radiasi Kosmik Latarbelakang
 
Radiasi ini disebut juga Cosmic Microwave Background (CMB) yang merupakan sisa radiasi yang terjadi saat Big Bang melahirkan alam semesta. Pertama kali dideteksi pada dekade 1960 sebagai noise radio yang nampak tersebar di seluruh penjuru alam semesta. CBM dianggap sebagai bukti terpenting dari kebenaran teori Big Bang. Pengukuran yang akurat oleh proyek WMAP menunjukkan bahwa temperatur CMB adalah -455 derajat Fahrenheit (-270 Celsius).




Antimateri
 
Seperti sisi jahat Superman, Bizzaro, partikel (materi normal) juga mempunyai versi yang berlawanan dengan dirinya sendiri yang disebut antimateri. Sebagai contoh, sebuah elektron memiliki muatan negatif, namun antimaterinya positron memiliki muatan positif. Materi dan antimateri akan saling membinasakan ketika mereka bertabrakan dan massa mereka akan dikonversi ke dalam energi melalui persamaan Einstein E=mc2. Beberapa desain pesawat luar angkasa menggabungkan mesin antimateri.

Semoga bermanfaat
Pemerintahan Obama telah membatalkan rencana ambisius NASA untuk mengeksplorasi bulan. Akan tetapi tidak demikian dengan Lockheed Martin, perusahaan pertahanan, keamanan, dan teknologi ruang angkasa asal AS.

Dilaporkan, Lockheed Martin akan menggelar misi yang disebut L2-Farside. Misi ini akan mengirimkan pesawat ruang angkasa Orion ke orbit stasiuner yang berlokasi di sisi balik bulan yang tidak terlihat dari Bumi.

Seperti diketahui, efek gravitasi yang terjadi antara Bumi dan Bulan telah memperlambat rotasi Bulan. Ini menyebabkan hanya satu sisi Bulan saja yang selalu dilihat manusia.

Misi tersebut, Lockheed menyebutkan, akan memiliki beberapa tujuan. Awalnya, menggunakan robot, astronot akan mempelajari apa yang ada di Bulan yang belum pernah dilihat oleh manusia sejak misi Apollo terakhir. Selain itu, misi juga berfungsi untuk menguji coba teknologi dan skill yang dibutuhkan untuk menyiapkan misi pendaratan manusia di asteroid, dan kemudian di Mars.


Rencananya, seperti dikutip dari PopSci, 26 November 2011, kapsul ruang angkasa Orion akan diparkir di titik L2 yang berada sekitar 65 ribu kilometer dari sisi belakang Bulan. Gravitasi Bumi dan Bulan akan memungkinkan Orion melayang dan mengambil posisi yang tepat.

Dari sana, Astronot akan menggelar penelitian terhadap permukaan dari jarak jauh, mengumpulkan contoh-contoh bebatuan dan mengamati lembah Aitken di kutub selatan Bulan, yang merupakan salah satu kawah yang tertua di sistem tata surya kita. Dari titik L2, kapsul akan terus berada di garis lurus dengan Bumi dan sisi balik Bulan.

Selain itu, misi jangka menengah itu juga akan menguji coba daya tahan baik kru dan kendaraan selama beberapa kali perjalanan satu bulan sebelum berusaha untuk melakukan misi ke asteroid. Misi yang diperkirakan akan berlangsung selama 6 bulan ini juga bertujuan memastikan kapsul dan tubuh astronot mampu bertahan terhadap radiasi ruang angkasa.

Dengan misi ini, Lockheed dan NASA juga ingin mencoba perjalanan masuk kembali ke atmosfir dengan kecepatan hingga 50 persen lebih tinggi. Uji coba ini perlu dilakukan agar pesawat ulang alik di masa depan dapat kembali lebih cepat dari ruang angkasa.

Terakhir, astronot di misi L2-Farside ini juga akan pergi 15 persen lebih jauh dari Bumi dibandingkan dengan yang dilakukan oleh astronot Apollo dan menghabiskan waktu tiga kali lebih banyak. Intinya, misi L2-Farside merupakan batu loncatan untuk mengetahui stamina manusia dan teknologi yang dibutuhkan untuk melakukan langkah selanjutnya di ruang angkasa.

Tentunya, dalam melaksanakan uji coba ini, Lockheed tidak sendiri. Mereka membutuhkan bantuan NASA untuk mengorbitkan kendaraan tersebut ke ruang angkasa. Jika peluncur jadi dibuat, Lockheed memperkirakan bahwa misi L2-Farside akan dapat digelar pada tahun 2016 mendatang.

Semoga bermanfaat

(Sumber: VIVAnews)
Sebuah tim peneliti internasional baru-baru ini menyimpulkan bahwa kelahiran Andromeda, galaksi tetangga yang terdekat dengan galaksi Bima Sakti, dibidani oleh tabrakan dua galaksi.

Menurut tim tersebut, Andromeda berasal dari dua galaksi yang bertubrukan pada sekitar sembilan miliar tahun lalu, sebelum pada akhirnya melakukan fusi (bergabung) secara permanen, pada sekitar 5,5 miliar tahun yang lalu.

Hasil riset tim peneliti yang telah dipublikasikan pada Astrophysical Journal itu, juga telah berhasil disimulasikan melalui komputer. Kedua galaksi asal, adalah galaksi-galaksi yang memiliki ukuran lebih kecil dari ukuran Andromeda saat ini.


"Banyak pakar astronomi, khususnya spesialis di bidang ini mengira bahwa galaksi Andromeda kemungkinan merupakan hasil dari merjer yang lebih besar. Namun, hingga kini hal itu tidak pernah teruji," kata Francois Hammer, kepala penelitian dari Observatorium Paris, Perancis, kepada BBC.
Lebih jauh, Hammer juga mewanti-wanti kemungkinan untuk merevisi semua pengetahuan tentang adanya kelompok galaksi lokal yang disebut-sebut sebagai kelompok 40 galaksi terdekat. 

"Tim kami menemukan sesuatu yang potensial merevisi pengetahuan kita semua tentang kelompok galaksi lokal. Dan ini mungkin ada kaitannya dengan jumlah materi gelap di galaksi-galaksi," kata Hammer.


Selama ini para peneliti menganggap galaksi Bima Sakti dan Andromeda adalah galaksi terbesar di antara galaksi-galaksi lain di kelompok 40 galaksi lokal. Dengan bantuan simulasi komputer, para astronom memandang Andromedia selama ini sebagai galaksi yang memiliki beberapa keunikan. 

Antara lain piringan besar tipisnya yang meliputi cincin gas dan debu raksasa, gelembung masif di pusatnya, cakram raksasa yang lebih tebal, dan aliran bintang tua yang besar.

Tim Hammer juga berhasil membuat simulasi pembentukan Andromeda tersebut. Simulasi yang menggunakan komputer berkinerja tinggi pada National Astronomical Observatory of China (NAOC) dan Observatorium Paris itu, menggunakan delapan juta partikel untuk mensimulasikan bintang-bintang, gas, serta materi hitam pada Andromeda.

Menurut Dr Hammer, riset ini juga bisa dimanfaatkan untuk mengetahui kelahiran dari galaksi kita, galaksi Bima Sakti. "Bukan berarti galaksi kelahiran Bima Sakti tidak melalui cara ini (merjer galaksi). Mungkin saja, tapi bila memang seperti itu, itu terjadi jauh sebelum Andromeda," katanya.

Semoga bermanfaat

(Sumber: VIVAnews)
Besar percepatan gravitasi di permukaan Bumi adalah sekitar 9,8 m/s². Besar percepatan gravitasi ini ditentukan oleh beberapa karakteristik planet Bumi seperti massa jenis, volume, dan lain sebagainya. Planet-planet lain memiliki percepatan gravitasi yang berbeda dengan Bumi, ada yang lebih kecil dan ada yang lebih besar. Mars misalnya, memiliki percepatan gravitasi sebesar 3,7 m/s² di permukaannya. Sedangkan percepatan gravitasi di planet terbesar di Tata Surya, Yupiter, adalah 24,8 m/s².

Jika kita renungkan, besar percepatan gravitasi di Bumi sangatlah sesuai untuk berbagai aktivitas kehidupan. Dalam bermain sepak bola, misalnya,  Pertandingan menjadi tidak menarik bila dilangsungkan di Mars karena bola bergerak lamban dan bila ditendang sedikit saja sudah melambung jauh. Sebaliknya jika pertandingan dilangsungkan di Yupiter, bola akan terasa berat dan sulit ditendang jauh. Demikian juga dengan aktivitas lain berjalan, berlari, dan lain sebagainya. Aktivitas-aktivitas ini akan sulit dilakukan jika besar percepatan gravitasi tidak seperti yang kita alami sekarang.


Penyelidikan lebih lanjut menunjukkan kepada kita arti penting lain dari besar percepatan gravitasi ini. Percepatan gravitasi yang lebih kecil akan membuat bumi lemah untuk menahan atmosfer. Atmosfer akan menjadi tipis dan kehidupan tidak akan berlangsung dalam kondisi seperti ini. Sebaliknya, percepatan gravitasi yang terlalu besar akan membuat atmosfer bumi menahan terlalu banyak gas-gas beracun seperti amoniak dan metana. Dalam kondisi seperti ini, kehidupan juga tidak akan dapat berlangsung.

Jelas bahwa besar percepatan gravitasi di Bumi merupakan hasil sebuah rancangan yang bukan hasil dari nilai sembarang yang terjadi secara kebetulan.

Semoga bermanfaat
Pada postingan kali ini, kita akan membahas tentang batas alam semesta. Apakah anda pernah berfikir dimana, apa, dan bagaimana keadaan batas alam semesta itu? Atau apakah anda pernah ditanya dimana batas alam semesta itu? Dan atau apakah anda pernah bertanya dimana batas alam semesta? dan apa jawabannya? Tidak ada yang tahu pasti dimana batas alam semesta. Bahkan para ilmuwan sekalipun.

Pertanyaan lainnya yang sering kita dengar dan membuat bingung adalah, "bagaimana alam semesta dan isinya bisa berkerja dengan teratur sehingga tidak ada satupun yang melakukan kesalahan?" gak bisa dibayangkan, jika bintang Sirius memasuki orbit Matahari dan kemudian akan terjadi 'kerusuhan' antara Sirius dan Matahari. Karena ukuran Sirius yang lebih besar dari Matahari, dia akan menyedot gas matahari. Jika terjadi, pasti juga akan menyedot planet lain termasuk Bumi. Ya.., memang sedikit mengkhayal, karena Sirius memang jauh dari Matahari yaitu sekitar 8,6 tahun cahaya. Sampai sekarang memang tidak ada yang membuat kerusuhan besar-besaran di Bumi kita. Karena kekuasaan-NYA sehingga manusia dan makhluk lainnya bisa dapat hidup sampai sekarang.


Sangat banyak pertanyaan lainnya mengenai alam semesta ini. Sangat mustahil kita mengetahui dan megerti tentang alam semesta walau kita diberikan oleh-NYA kecerdasan yang tinggi.
Kita mampu terbang dengan pesawat yang pada zaman dulu adalah sesuatu yang mustahil untuk dilakukan walau bukan dalam arti terbang yang sebenarnya. Kita juga mampu membangun 'Matahari buatan' seperti yang sedang dilakukan oleh Amerika Serikat (walaupun mega proyek ini belum selesai dan masih pada tahap awal.)
Lalu, Albert Enstein yang selalu mempelajari tentang relativitasnya.
Issac Newton yang selalu berfikir bagaimana buah apel selalu jatuh ke tanah.
Dan Stephen Hawking yang telah membuat kemajuan besar dalam pemahaman tentang lubang hitam yang dijelaskan dalam bukunya, A Brief History of Time.

Namun kita belum mampu untuk menguak misteri besar alam semesta. Tapi manusia diberi kebebasan untuk mengeksplorasi alam pikirannya dan pasti pada suatu hari, beberapa misteri besar alam semesta akan terpecahkan.

Satu hal yang pasti, alam semesta itu terus mengembang. Maksudnya, ruang diantara benda-benda itu terus mengembang dengan kecepatan yang tinggi. Seperti pada jika kita menempelkan beberapa bintang di balon. Lalu kita meniupnya. Lalu apa yang terjadi? ya, bintang-bintang tampak bergeser ketika meniupnya. Hal ini bukan terjadi karena kita berada di posisi tertentu di alam semesta. Hal yang sama juga akan terjadi jika kita mengamati dari galaksi lain. Proses ini merupakan proses yang terjadi selama bermilyaran tahun.

Sebelum membahas lebih jauh, gak ada salahnya kita membahas satu-persatu. Beberapa objek yang ada di alam semesta yaitu:


BUMI

Kita menganggap Bumi adalah planet yang biasa. Namun, semakin kita mempelajari Tata Surya, kita akan semakin menyadari kalau Bumi adalah planet yang aneh. Bumi adalah planet satu-satunya yang memiliki air dalam wujud cair yang melimpah. Dan karena itu Bumi memiliki kehidupan satu-satunya di Tata Surya. Kehidupan bergantung pada air dalam rentang temperatur yang kecil, yaitu 0-40°C. Bumi mebgorbit Matahari dengan kecepatan 29,8 km/detik dengan kemiringan sumbu 23,4°. Dan dengan gravitasi 1g (9,78 m/detik²). Perubahan musim di Bumi terjadi disebabkan oleh kemiringan sumbu, musim dingin bersalju, dan musim panas. Permukaan terluar Bumi merupakan kerak batuan tipis dan batuan semi cair di bawahnya, dipecah menjadi 12-15 bagian raksasa yang disebut lempeng. Bumi termasuk salah satu dari 8 planet yang berada di Tata Surya yang mengorbit bintang, Matahari.

BINTANG

Bintang adalah bola gas raksasa berkilauan yang sumber energinya berasal dari reaksi nuklir di dalam inti. Kita bisa melihat puluhan bintang di langit dengan mata telanjang. Tentunya pada malam hari. Kalau siang, bintangnya hanya satu, yaitu Matahari. hehe... . Para ilmuwan mwnwmukan puluhan juta bintang lainnya dengan bantuan teleskop. Matahari merupakan bintang biasa. Dibandingkan dengan Matahari, beberapa bintang lainnya memiliki ukuran raksasa. Dan cukup untuk menandingi 100 Matahari.

Seperti yang telah disebutkan diatas, kebanyaan bintang setidaknya memiliki satu bintang pendamping. Kedua bintang tersebut saling mengorbit. Terkadang, kedua bintang bisa sangat berdekatan sehingga salah satu bintang akan menyedot gas bintang lainnya.

Semakin dekat bintang tersebut ke Bumi dan semakin besar ukurannya, maka bintang itu terlihat semakin terang. Para astronom menyebut terang bintang sebagai magnitudo. Semakin terang bintang tersebut, maka magnitudonya semakin kecil. Magnitudo matahari adalah -26,8.

Bintang lahir dari awan debu dan gas yang berukuran raksasa. Kemudian terlahirlah sebuah bintang kerdil. Lalu akan berubah menjadi bintang raksasa. Atau, kemungkinan lainnya adalah menjadi bintang super raksasa.

Setelah melewati hidup sebagai bintang raksasa, maka akan melewati tahap yang disebut nebula planet. Setelah melewati tahap tersebut, bintang raksasa akan berubah menjadi bintang kerdil putih. Gravitasinya sangat besar, menyebabkan benda yang berukuran korek api bisa memiliki bobot beberapa ton.

Kalau bintang super raksasa, hidupnya sangat singkat. Setelah melewati masa jayanya sebagai super raksasa, dia akan melakukan 'bunuh diri' kosmik dalam ledakan yang luar biasa yang disebut supernova. Bekas dari supernova inilah yang nantinya berubah menjadi bintang neutron atau lubang hitam.

TATA SURYA

Sebuah kota tampak seperti berukuran besar. Namun, kebanyaan kota besar nampak kelihatan lebih kecil dibandingkan dengan negara yang melingkupinya. Beberapa negara nampak kecil dibandingkan dengan benua dan seluruh benua yang digabungkan hanya sepertiga dari planet tempat tinggal kita, Bumi. Jika kita mencoba membayangkan kalau Bumi hanyalah salah satu dari 8 planet di Tata Surya, tentu sangat sulit. Bahkan Tata Surya hanyalah satu titik kecil diantara tata surya lainnya dalam galaksi kita, Bimasakti.

Jadi Tata Surya adalah sistem perbintangan yang menjadi pusatnya adalah Matahari. Anggota Tata Surya meliputi Matahari dan semua benda-benda yang tertarik gravitasi olehnya, termasuk planet, komet, meteor, satelit, asteroid, dan lainnya. Itu menurut saya. Sedangkan planet yang terdapat di luar Tata Surya kita biasanya disebut eksoplanet. Namun, bisa juga pusat tata surya adalah bintang ganda. Soalnya, kebanyaan bintang setidaknya memiliki satu pasangan. Terdapat banyak tata surya di Bimasakti dan galaksi lainnya.

LUBANG HITAM

Ini dia salah satu objek di alam semesta yang saya suka. Sedikit informasi tentang lubang hitam. Mungkin karena dia 'hitam' dan memakan segalanya yang menjadikannya objek yang 'mengerikan'. Bisa dibilang lubang hitam adalah objek akibat dari ledakan supernova dan memiliki gravitasi yang sangat besar. Jika terlalu dekat, cahaya pun yang memiliki salah satu kecepatan tercepat tak mampu untuk melewatinya. Sebenarnya lubang hitam bukan berarti lubang dalam arti yang sebenarnya. Karena dia mampu untuk menyedot cahaya sehingga cahaya yang melewati lubang hitam tak dapat untuk sampai ke mata kita, mungkin karena itulah kita tak mampu untuk melihat wujud dari lubang hitam. Tapi lubang hitam dapat dideteksi dengan mengamati pergerakan benda-benda sekitarnya yang bergerak ke satu titik dari segala arah dan lalu.., ya, 'lenyap' entah kemana. Tak ada yang tahu pasti apa yang akan kemudian terjadi jika benda tesedot. Mungkin terlempar entah kemana dan terjadi pembelokkan waktu dan ruang, atau hanya 'menempel' pada lubang hitam. Yang jelas sedikit informasi tentang lubang hitam ini.

GALAKSI

Nama galaksi kita adalah Bimasakti. Bimasakti bukanlah satu-satunya galaksi yang ada di alam semesta. Para astronom menemukan galaksi dimanapun mereka melihat ke angkasa. Ketika melihat dengan teleskop terhebat dan kamera yang paling sensitif ke sebagian kecil langit, astronom bisa menemukan 10.000 galaksi di sana.

Galaksi adalah kumpulan dari benda-benda langit seperti bintang dan lainnya yang saling berkaitan yang dipengaruhi oleh gaya gravitasi. Matahari merupakan satu dari milyar bintang yang ada di Bimasakti. Tata surya kita terletak di dua per tiga jarak dari pusat Bimasakti ke tepiannya. Diameter Bimasakti yaitu 100.000 tahun cahaya. Artinya cahaya memerlukan waktu 100.000 tahun untuk melewati Bimasakti. Para astronom mengira pusat Bimasakti adalah lubang hitam raksasa, yang memuat materi setara dengan jutaan Matahati. Kita tidak bisa melihat pusat Bimasakti karena dilingkupi dengan awan gas dan debu tebal.

Berdasarkan bentuknya, galaksi dapat dibagi menjadi spiral (contohnya Bimasakti, Andromeda), elips, dan tak beraturan.

galaksi tidaklah menyebar merata, namun bergerombol dalam gugus. Gugus bergerobol dengan gugus-gugus galaksi lain membentuk gugus super. Bimasakti terdapat di gugus yang bernama gugus Grup Lokal. Grup Lokal merupakan salah satu anggota dari 400 gugus galaksi pembentuk gugus Super Lokal.

5 galaksi terdekat setelah Bimasakti adalah:
1. Galaksi kerdil Canis Mayor
2. Galaksi Elips Kerdil Sagittarius
3. Awan Magellan Besar
4. Awan Magellan kecil
5. Galaksi Kerdil Ursa Mayor




Kembali ke topik awal, tentang batas Alam semesta. Pengertian Alam Semesta bisa dibilang adalah sesuatu yang pernah ada, masih ada, dan akan selalu ada, termasuk luar angkasa dan semua isinya. Saat ini kebanyaan para ilmuwan setuju alam semesta terbentuk sekitar 13,7 milyar tahun yang lalu, dalam ledakan besar yang disebut Big Bang.

Alam semesta yang terdiri dari jutaan atau bahkan milyaran galaksi ini sangatlah luas. Kalau kita misalkan diameter galaksi Bimasakti yang berukuran 100.000 tahun cahaya kita ubah menjadi 100 m, maka diameter Tata Surya kita tidak lebih dari 1 mm. (1 tahun cahaya artinya, jarak yang di tempuh cahaya selama 1 tahun. Kecepatan cahaya yaitu 300.000 km/detik. 1 tahun cahaya sama dengan 9,46 trilyun km. atau lebih tepatnya 9.460.528.404.846 km). Dan jika kita ingin pergi untuk sekedar mengunjungi galaksi tetangga kita, yaitu Andromeda, kita harus menempuh waktu 2,5 juta tahun. Dan itu berarti, butuh waktu 5 juta tahun untuk bolak-balik menuju rumah, yang tak lain Bumi. Pastilah dalam waktu 5 juta tahun itu Bumi sudah sangat jauh berbeda keadaannya. Itupun waktu yang 5 juta tahun tersebut harus dengan kecepatan cahaya, karena jarak dari Bimasakti ke Andromeda adalah 2,5 juta tahun cahaya. Dan itupun kita hanya sekedar jalan-jalan ke Andromeda saja. Belum lagi untuk berkeliling Alam Semesta. Lalu muncul pertanyaan, "apakah kita punya kendaraan yang mampu bergerak dengan kecepatan cahaya?" tentu tidak. Berbeda jauh malah. Lalu apakah manusia yang sangat kecil ini pantas untuk menyombongkan diri? Jawabannya adalah sama sekali tidak. Manusia tidak pantas untuk bertingkah sombong dan saling mau menang sendiri dengan lainnya di Bumi yang sangat kecil ini. Kita harusnya patuh dan taat kepada-NYA, Sang Pencipta Langit dan Seisinya. Mungkin hanya ini saja yang saya tahu.

Semoga bermanfaat
Rencana Amerika Serikat mengirim astronot untuk eksplorasi ruang angkasa yang diperkirakan meninggalkan orbit Bumi di tahun 2025 dan mencapai Mars di tahun 2035, terancam. Pasalnya, radiasi matahari dapat menunda keberangkatan ke Mars selama beberapa dekade ke depan.
Seperti diketahui, Matahari memancarkan radiasi kosmik mematikan. Selama manusia tetap berada di atmosfir Bumi, ancaman radiasi itu bisa dibilang nihil. Akan tetapi, jika manusia pergi ke luar atmosfir, mereka terancam terkena kanker atau penyakit lain akibat radiasi.
Tingkat radiasi Matahari sendiri beragam, tergantung pada aktivitas Matahari yang terdiri dari beberapa siklus yang sudah terpolakan. Menurut penelitian terbaru John Norbury, astronom dari NASA, siklus inilah yang jadi sumber masalah.


“Matahari punya siklus yang disebut Schwabe cycle, di mana aktivitas bintik matahari mencapai puncaknya, atau disebut juga solar maximum yang terjadi tiap 11 tahun,” kata Norbury, seperti dikutip dari io9, 24 November 2010. “Saat itu terjadi, ada letupan api dan penyemburan korona secara massal. Keduanya menyebarkan radiasi mematikan ke seluruh sistem tata surya,” ucapnya.
Fenomena solar maximum terakhir terjadi pada tahun 2002. Artinya, fenomena tersebut akan berulang di tahun 2013, 2024, dan 2035. “Solar maximum di 2024 dan 2035 ini berbahaya jika Amerika Serikat tetap berencana mengirim manusia ke orbit pada 2025, dan tiba di Mars tahun 2035,” kata Norbury.
Jika hanya itu masalahnya, kata Norbury, mudah saja menggeser waktu peluncuran misi manusia ke Mars agar terhindar dari solar maximum. Sayangnya, ada masalah lain yang jauh lebih besar, yakni siklus Gleissberg Matahari.
Siklus Gleissberg adalah siklus yang lebih panjang yang puncaknya terjadi setiap 80 sampai 90 tahun sekali. Artinya, semburan yang dilontarkan Matahari secara signifikan lebih mematikan. Saat fenomena itu terjadi, setiap perjalanan ke luar orbit Bumi sangat berbahaya, dan bisa dibilang  tidak dimungkinkan. Lalu, kapan puncak siklus Gleissberg akan kembali terjadi?

Tak ada yang bisa memastikan. Alasannya, untuk mengetahui kapan siklus terakhir muncul, peneliti perlu memeriksa data rekaman bintik matahari selama beberapa abad terakhir, dan data tersebut tidak ada karena foto-foto rupa Matahari baru tersedia beberapa waktu terakhir.

Ada cara lain untuk memperkirakannya yakni menggunakan carbon-14 atau radiocarbon. Menggunakan cara ini, ilmuwan cukup yakin bahwa solar maximum siklus Gleissberg pernah muncul di tahun 1790, 1870, dan 1950. Artinya, puncak siklus berikutnya akan muncul di tahun 2030 dengan kurun waktu bahaya berlangsung selama 20 tahun dari 2020 sampai 2040.

Padahal, di kisaran waktu itu, Amerika Serikat, China, dan negara-negara lain berencana mengirimkan astronot ke Bulan dan ke Mars. Jika tingkat radiasi sangat tinggi dan mematikan, misi ke Mars bisa dipastikan akan mengalami kegagalan.

“Skenario terburuk adalah, jika manusia terpapar radiasi hingga level tertentu, mereka akan mengalami sakit parah dalam hitungan hari dan akan mengalami muntaber sampai mati di dalam kapsul ruang angkasa yang mereka naiki,” kata Lewis Dartnell, seorang astrobiologis dari University College of London.

Pengiriman astronot ke Mars dimungkinkan jika teknologi pelindung radiasi pada pesawat ulang alik berhasil ditingkatkan. Akan tetapi untuk menemukannya dibutuhkan investasi besar. Selain itu perlu juga menemukan langkah pencegahan munculnya efek samping.
Cara lain yang lebih mudah adalah mengirim manusia ke Mars di akhir dekade ini.

Semoga bermanfaat
Teleskop Chandra milik NASA menemukan bukti bahwa ada black hole di kawasan jagat raya kita. Dari bukti yang didapat, diperkirakan lubang hitam tersebut baru berusia 30 tahun.

NASA menyatakan, penemuan ini memberi secercah harapan untuk mengetahui bagaimana sebuah bintang raksasa meledak dan meninggalkan lubang hitam di sejumlah galaksi, termasuk di Bimasakti.

Lubang hitam berusia 30 tahun yang diberi nama SN 1979C itu berjarak sekitar 50 juta tahun cahaya dari Bumi. “Jika interpretasi kami tepat, ini merupakan contoh kelahiran lubang hitam paling dekat yang pernah diamati,” kata Daniel Patnaude, astronom dari Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics yang mengetuai penelitian.

Seperti dikutip dari TG Daily, 17 November 2010, data dari berbagai sumber menyatakan bahwa ada sumber sinar X terang yang stabil sejak 1995 sampai 2007. Kesimpulan NASA, sumber itu merupakan lubang hitam yang sedang memakan material yang ia hisap ke dalamnya.

Tim peneliti yakin bahwa SN 1979C, yang pertamakali ditemukan oleh para astronom amatir pada tahun 1979 lalu, terbentuk saat sebuah bintang yang berukuran 20 kali lebih besar dari matahari hancur.

“Meski demikian, sangat sulit untuk mendeteksi kelahiran lubang hitam seperti ini karena membutuhkan pengamatan sinar X selama beberapa dekade,” ucap Abraham Loeb, peneliti lain dari Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics.

Walaupun NASA mengenali objek ini sebagai lubang hitam, ada kemungkinan pula bahwa objek yang memancarkan sinar X tersebut merupakan bintang neutron muda yang berputar sangat cepat dengan  angin kencang yang terdiri dari partikel energi tinggi.

Jika benar demikian, maka ini akan menjadikan SN 1979C sebagai contoh ‘angin pulsar nebula’ yang paling muda dan paling terang serta bintang neutron termuda yang pernah diketahui.

Semoga bermanfaat
Ilustrasi dua lubang hitam yang saling memangsa.
Diliputi gas panas di bagian tengahnya (NASA)
Dulu para peneliti mengatakan adalah mustahil sebuah lubang hitam bisa melahap lubang hitam lainnya di antariksa. Namun, kini teka-teki itu terjawab sudah.

Baru-baru ini para peneliti menganalisa lubang hitam kanibal, yang bisa memakan lubang hitam lainnya yang berukuran lebih kecil.

"Saat dua lubang hitam bertabrakan, pada skenario astrofisika sebenarnya, mereka memiliki ukuran yang tidak sama," kata Carlos Lousto, peneliti Center for Computational Relativity and Gravitation, Rochester Institute of Technology, kepada Discovery News.

Bahkan para peneliti berhasil membuat simulasi kondisi yang sangat ekstrim, ketika sebuah lubang hitam besar yang berukuran masif, memangsa lubang hitam lain yang berukuran ratusan kali lebih kecil darinya.


Sebelumnya, para peneliti hanya berhasil menganalisa lubang hitam yang dapat melahap lubang hitam lain yang memiliki massa yang 10 kali lipat lebih kecil. "Pada beberapa bulan ke depan, saya pikir kami akan bisa menghadirkan solusi lebih besar, dengan perbandingan massa dua lubang hitam 1000:1," kata Lousto.

Bagaimanapun, kata Lousto, ini merupakan masalah yang rumit. Sebab analisa seperti ini musti dilakukan oleh sebuah superkomputer. "Kami memerlukan resource superkomputer yang sangat besar."

Untuk analisa yang paling mutakhir saja, Lousto dan  kawan-kawannya menggunakan superkomputer di Texas Advanced Computing Center yang menggunakan 70 ribu unit prosesor. Simulasi itupun baru bisa diselesaikan setelah hampir 3 bulan.

Menurut rekan peneliti Lousto, Yosef Zlochower, simulasi lubang hitam kanibal ini bisa dibilang sangat penting, karena ini bisa menjembatani kesenjangan dua pendekatan riset yang sangat berbeda.

Yang pertama yang mulai melakukan pendekatan tubrukan dua lubang hitam yang berukuran sama, yang kedua, yang melakukan pendekatan tabrakan antara dua lubang hitam yang berukuran 1000:1. Hasil penelitian Lousto dan Zlochower telah didaftarkan untuk dipublikasikan pada journal Physical Review Letters.

Peristiwa saling memangsanya dua lubang hitam, bisa dideteksi dari gelombang gravitasi yang sangat intens. AS memiliki dua instrumen yang berusaha mendeteksi gelombang gravitasi tersebut, yakni melalui Laser Interferometer Gravitational Wave Observatory (LIGO) yang berbasis di bumi, serta Laser Interferometer Space Antenne (LISA) yang dijalankan oleh NASA.

Semoga bermanfaat

(sumebr: VIVAnews)
1.Satu hari mengalami 17x matahari terbit



Matahari terbit dan terbenam setiap 90 menit di orbit , sehingga sangat sulit untuk tidur nyenyak karena tidak adanya hari normal / siklus malam. Untuk mengatasi ini, administrator ISS mengatur jadwal astronot untuk menjaga agar kegiatan mereka sesuai. Jam onboard ISS diset ke Greenwich Mean Time (GMT). Untuk menjaga astronot tetap pada jadwalnya, Mission Control melakukan panggilan saat bangun tidur. Untuk mengisi waktu Mereka biasanya memainkan musik dan kegiatan sejenisnya

2.Anda Akan Tumbuh lebih tinggi



Tanpa gaya tekan gravitasi, tulang belakang Anda berkembang dan Anda tumbuh lebih tinggi, biasanya antara 5cm dan 8cm. Sayangnya, tinggi ekstra dapat membawa komplikasi, yang dapat mencakup masalah sakit punggung dan saraf.



3.Berhenti Mendengkur



Sebuah studi 2001 menunjukkan bahwa astronot yang mendengkur di Bumi tertidur diam di ruang angkasa. Itu karena gravitasi memainkan peran yang dominan dalam generasi apneas, hypopneas, dan mendengkur. NASA bahkan telah merekam aktivitas awak kapal yang sering mendengkur , tetapi efek gravitasi nol muncul untuk mengurangi mendengkur.

4.Beberapa makanan dan bumbu membutuhkan penambahan air untuk dimakan



Dalam pesawat, garam dan merica tersedia tetapi hanya dalam bentuk cair. Hal ini karena astronot tidak menaburkan garam dan merica pada makanan mereka di ruang angkasa. Garam dan merica hanya akan mengambang. Sangat berbahaya karena bisa menyumbat ventilasi udara, mencemari peralatan atau terjebak dalam mulut, mata atau hidung astronot.

5.Astronot terlama yang tinggal di pesawat selama 438 hari



Rekor untuk misi terlama dipegang oleh kosmonot Rusia Valeri Polyakov, yang menyelesaikan 438 hari (atau 14 bulan) perjalanan dinas di dalam stasiun ruang angkasa Mir pada tahun 1995

6.Hanya 3 orang yang pernah meninggal di pesawat antariksa



Para awak dari Soyuz 11, Georgi Dobrovolski, Viktor Patsayev dan Vladislav Volkov, tewas setelah undocking dari stasiun ruang angkasa Salyut 1 setelah tinggal tiga minggu.

7.Hampir setiap astronot mengalami space sickness



Dengan tidak adanya gravitasi, sinyal dari sistem vestibulary dan reseptor tekanan menjadi kacau. Efeknya biasanya menyebabkan disorientasi pada tubuh: banyak astronot tiba-tiba merasa diri mereka seperti terbalik, atau bahkan mengalami kesulitan dalam penginderaan lokasi lengan dan kaki mereka sendiri. disorientasi ini adalah penyebab utama dari apa yang disebut Space Adaptasi Syndrome

8.Hal yang paling sulit adalah untuk Adaptasi ketika Anda kembali dari ruang angkasa



Ketika mereka kembali ke bumi, astronot harus beradaptasi kembali seperti pengalaman ketika mereka pertama kali ke ruang angkasa. Ada satu fase adaptasi yang agak lama untuk di biasakan, Beberapa kosmonot Rusia telah melaporkan bahwa beberapa bulan setelah penerbangan , mereka masih sesekali melepaskan cangkir atau benda lain di udara - dan bingung ketika jatuh ke lantai

9.Radiasi Cosmic membuat Anda melihat Silauan saat berkedip



Menatap keluar dari kapsul ruang mereka, astronot Apollo menyaksikan pemandangan yang manusia belum pernah lihat sebelumnya. Mereka melihat pemandangan bumi yang biru terang terhadap. Mereka melihat sisi jauh Bulan. Mereka juga melihat kilatan cahaya aneh di dalam bola mata mereka!

10.Anda mungkin harus mengambil spons mandi untuk kebersihan diri



Sementara stasiun seperti Skylab dan Mir telah dilengkapi dengan pancuran,Banyak astronot mengganti spons mandi dengan menggunakan waslap atau handuk basah. Hal ini akan mengurangi jumlah air yang dikonsumsi. Setiap astronot juga akan memiliki kit kebersihan diri dengan sikat gigi, pasta gigi, shampoo, pisau cukur dan perlengkapan mandi dasar lainnya.

Semoga bermanfaat
Kantor pengintaian nasional Amerika Serikat (NRO), baru saja meluncurkan satelit mata-mata pengintai terbarunya, melalui Stasiun Angkatan Udara Cape Canaveral, Florida AS.  
Salah seorang pejabat pemerintahan AS menjuluki satelit mata-mata yang diterbangkan sebagai "satelit terbesar di dunia". Tak heran bila dibutuhkan roket pendorong terbesar milik AS, Delta 4, untuk meluncurkan satelit tersebut.
"Misi ini untuk memastikan sumber-sumber penting NRO bisa terus mendukung pertahanan nasional negara," ujar Brigjen Ed Wilson, Komandan Wing Antariksa ke-45, kepada MSNBC, sesaat setelah peluncuran. 

Satelit bongsor misterius itu berhasil diluncurkan setelah beberapa kali penundaan akibat masalah teknis. Satelit ini hanya dikenali dengan nomor identifikasi peluncurannya: NROL-32.
Bahkan, perusahaan roket pemilik Delta 4, United Launch Alliance tak tahu menahu apa isi kargo yang dibawa oleh satelit. "Saya sama sekali tak mengetahui. NRO yang akan menjawabnya," ujar Michael J Rein, juru bicara United Launch Alliance kepada FoxNews.
Menurut SpaceFlightNow, satelit yang diterbangkan ke orbit geosinkron yang berjarak 35.900 km itu dipercaya sebagai pesawat luar angkasa yang mampu berfungsi sebagai penyadap suara dan elektronik.
"Satelit ini sepertinya terdiri dari receiver-receiver radio yang sensitif dengan antena (mirip payung-red) yang lebar jangkauannya sepanjang 100 meter untuk mengumpulkan data intelijen elektronik bagi National Security Agency," kata  Ted Molczan, seorang pengamat angkasa yang ternama kepada SpaceFlightNow.
Menurut Molczan satelit mata-mata ini akan menggantikan salah satu pesawat luar angkasa pengintai lawasnya, atau bisa juga memperbanyak satelit mata-mata dengan menempatkannya di lokasi orbit geosinkron yang baru.
Peluncuran NROL-32 melanjutkan serangkaian peluncuran satelit milik NRO dalam meluncurkan satelit-satelit mata-mata setelah absen selama sekitar 20 tahun. September lalu, melalui Vandenberg Air Force Base, California, roket Atlas 5 juga telah menerbangkan sebuah satelit mata-mata berteknologi radar-imaging generasi baru.

Semoga bermanfaat

(sumber: VIVAnews)
Boeing dilaporkan sedang mendesain kapsul ruang angkasa yang akan mentransportasikan penumpang antara satu international space station dengan lainnya, ataupun stasiun ruang angkasa lainnya di masa depan.

Kapsul ruang angkasa baru ini merupakan kolaborasi antara beberapa perusahaan di Amerika Serikat yang ingin mengembangkan pesawat ruang angkasa pribadi yang bisa mengantarkan manusia ke ruang angkasa.

Pesawat ini, yang diberi nama Crew Space Transportation-100 (CST-100) dapat direalisasikan berkat dana hadiah sebesar US$18 juta dari NASA di bawah Commercial Crew Development (CCDEv) Space Act Agreement.

Hadiah ini ditujukan untuk menstimulasi inovasi teknologi guna mengembangkan sistem transportasi penerbangan ruang angkasa komersial.


CST-100 yang didesain Boeing bisa membawa 7 orang, lebih besar dibandingkan pesawat ruang angkasa Apollo, meski lebih kecil dibandingkan Orion.

Boeing tidak hanya akan menunggu NASA untuk menjadi klien mereka. Saat ini, seperti dikutip dari Softpedia, Rabu 21 Juli 2010, mereka telah bekerja sama dengan Bigelow Aerospace asal Las Vegas yang merupakan anggota Commercial Spaceflight Federation.
Harapannya, Boeing dapat menyediakan alat transportasi dari dan ke Bigelow Aerospace Orbital Space Complex.

Juru bicara Boeing menyebutkan, mereka akan bekerja sama dengan Bigelow Aerospace karena perusahaan tersebut memiliki banyak pengalaman dalam membangun stasiun ruang angkasa komersial.

Sebagai informasi, Bigelow telah meluncurkan dua prototipe modul stasiun ke ruang angkasa dan saat ini sedang mengembangkan tempat tinggal pribadi yang bisa dibuka-tutup, dan mempersiapkan peluncuran stasiun ruang angkasa pribadi pada 2014. 

Semoga bermanfaat
NASA berencana menganggarkan US$5 juta atau sekitar Rp44 miliar per tahun dalam jangka tiga tahun ke depan untuk mengembangkan kendaraan hipersonik yang bisa terbang hingga 5 kali kecepatan suara.

Jika pesawat tersebut digunakan di penerbangan komersial, maka ia tak lagi perlu 21 jam untuk menempuh perjalanan antara New York dan Sydney. Cukup 2 jam saja. Selain itu kabarnya, teknologi tersebut nantinya akan bisa diimplementasikan pada pesawat komersil.

Namun demikian, tujuan utama proyek ini adalah untuk mencari cara bagaimana manusia bisa pergi ke ruang angkasa dan ke planet seperti Mars tanpa menggunakan roket. 

Sebagai ganti roket, kendaraan itu akan menggunakan mesin yang memanfaatkan udara, seperti layaknya pesawat terbang komersial. Meski penerbangan hipersonik pernah diraih beberapa kali sebelumnya, pendekatan ini merupakan teknologi baru. Pesawat akan mampu take off dan landing layaknya pesawat penumpang, tetapi dengan tenaga yang lebih besar.


Menurut proposal NASA yang dikutip dari TG Daily, 9 November 2010, pesawat tersebut nantinya harus dapat digunakan berulang kali. Untuk itu, material baru perlu dikembangkan sehingga dapat mengatasi temperatur yang sangat tinggi.

Disebutkan, masalah utama yang menjadi hambatan dalam mengembangkan pesawat hipersonik adalah overheat. Dan berhubung pesawat akan terbang dan mendarat seperti layaknya pesawat biasa, peralihan dari kecepatan biasa ke kecepatan hipersonik dilakukan setelah pesawat meninggalkan atmosfir. Untuk itu, kontrol dan manajemen energi sangatlah penting.

Sebagai informasi, pesawat hipersonik tercepat saat ini adalah X51-A Waverider yang juga dikembangkan NASA. Pesawat yang mengudara dengan bantuan pesawat B-52 bomber ini mampu mencapai kecepatan Mach 6 (sekitar 7.350 kilometer per jam) selama sekitar 3 menit. 

Selain itu, NASA juga punya X43-A, pesawat hipersonik yang mampu terbang dengan kecepatan nyaris 7 kali kecepatan suara (kecepatan suara mencapai 1.236 kilometer per jam di suhu 20 derajat Celcius)

Semoga bermanfaat
Lokasi gedung ini seperti bangunan kebanyakan. Tetapi sesaat melongok ke dalam, ada sebuah jawaban besar, terutama untuk energi terbarukan di masa depan. 

Seperti dilansir Daily Mail, 15 November 2010, gedung yang dimaksud itu milik National Ignition Facility (NIF) di Livermore, California, Amerika Serikat. Para peneliti sedang membangun pembangkit energi atau reaktor gabungan pertama di dunia.

Proyek itu menelan dana sekitar 2,2 miliar poundsterling atau sekitar Rp31 triliun. Hasil dari megaproyek ini diperkirakan akan bisa digunakan pada 2012. Alat apa sebenarnya yang sedang dibuat? Ada yang menyebutnya bintang buatan di bumi, atau mungkin lebih tepatnya matahari mini buatan untuk bumi. 


Mengapa matahari? Karena alat ini bisa melakukan reaksi fusi dan menghasilan energi seperti yang berada di perut matahari. Pancarannya cahayanya bersumber dari sinar laser yang dipasang. Ini merupakan megaproyek konstruksi sinar laser terbesar di dunia. Proyek ini di bawah naungan Departemen Energi Amerika Serikat. 

Energi mirip matahari ini akan disokong oleh rangkaian sinar laser terbesar di dunia. Ledakan energinya diperkirakan bisa menyamai ledakan bom hidrogen atau setara energi di dalam perut matahari. Dasar pembuatan alat luar biasa ini untuk memenuhi kebutuhan energi di Amerika. 

Untuk membuat alat supercanggih ini, ilmuwan yang terlibat membutuhkan ruangan sebesar tiga kali lapangan bola. Fasilitas itu dilengkapi dengan 192 pemancar laser. Masing-masing laser memiliki kehandalan menempuh jarak 300 meter dalam waktu seperseribu detik. Suhu yang diciptakan bisa mencapai 100 juta derajat celcius. Laser-laser ini memiliki keakuratan sasaran target yang jitu. Bahkan, sasaran sebesar karet penghapus di ujung pensil pun bisa dibidik dengan tepat. 

Secara keseluruhan, 192 laser dari alat seberat 450 kilogram dan diperkuat fondasi beton itu melebihi kekuatan sebelumnya yang sudah diklaim. Kekuatan ini sekitar 60 sampai 70 kali lebih dahsyat dari pancaran 60 laser dari University of Rochester, New York. Bila proyek ini sukses, maka ketergantungan Amerika pada minyak luar negeri dapat tergantikan. Fasilitas ini juga untuk membuka tabir rahasia reaksi fusi nuklir, reaksi yang menciptakan bom hidrogen mematikan. 

Dalam waktu dekat, para pencipta alat ini akan mengadakan eksperimen dengan menyalakan matahari mini itu untuk memicu reaksi termonuklir, reaksi nuklir yang dipicu dari tingkatan suhu.
Tujuan akhirnya, percobaan ini dapat membangkitkan energi lebih dari 100 juta derajat celcius dan memiliki tekanan miliaran kali lipat lebih tinggi dari yang ada di muka bumi. Bahan bakarnya, hanya sebesar jarum pentul biasa. Jika ini sukses, maka ini menjadi stasiun pembangkit energi fusi nuklir dengan sumber energi yang tidak terbatas.

Teknologi ini diprediksi bisa menjadi jalan keluar untuk memenuhi kebutuhan energi di seluruh dunia. Pembangkit ini tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca, beroperasi tanpa berhenti, produksi radioaktifnya pun tidak berbahaya. Umurnya, bisa lebih panjang dari pembangkit listrik yang pernah ada. "Bila ini selesai, ini menjadi awal mula sejarah dan membuat Amerika lebih bebas menentukan sumber energi," kata Direktur NIF Ed Moss.

Semoga Bermanfaat
Menurut data Lapan, jumlah sampah antariksa lebih dari 15.000 buah. Khusus untuk sampah satelit ini, pihak Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) telah mengeluarkan katalog untuk setiap satelit bekas yang berada di sekeliling Bumi. Katalog itu juga memuat pemilik satelit itu dan potensi bahaya saat masuk ke atmosfer. Sayangnya, katalog itu hanya berisi daftar sampah yang berukuran di atas 10 meter.


Jatuhnya sampah antariksa merupakan ancaman lain bagi Indonesia. Peluang jatuhnya serpihan satelit—yang beredar di sekitar khatulistiwa—tergolong besar karena Indonesia membentang hingga seperdelapan wilayah khatulistiwa. Hal itu disampaikan Kepala Pusat Pemanfaatan Sains Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional Sri Kaloka.

Sama seperti meteor, meski sampah antariksa berupa kepingan, benda itu akan melesat dengan kecepatan yang sangat tinggi saat jatuh ke permukaan Bumi dan bisa mengenai kawasan permukiman atau obyek penting lain.


Untuk mengantisipasi hal itu, Lapan mengamati obyek itu dan melakukan tindakan pengamanan sebelum kejadian, misalnya dengan menutup jalan tol dan membebaskan kawasan yang akan terkena obyek tersebut.

Pada masa mendatang, peluang jatuhnya sampah antariksa di muka Bumi akan kian membesar. Hingga 27 Januari tahun lalu, jumlah serpihan ada 7.789 (berukuran di atas 10 cm), satelit berfungsi dan tidak berfungsi berjumlah 3.338, serta badan roket sebanyak 1.820. Total, ada 12.947 buah.


Dalam minggu ini, komunikasi satelit Galaxy 15 kehilangan kendali dan bergabung dengan barisan puing sampah antariksa yang berkerumun di sekitar Bumi. Sekitar 500.000 lembaran sampah antariksa dengan panjang yang terkecil sekitar 0,5 inci (1,27 cm) terdeteksi oleh Space Surveillance Network Departemen Pertahanan AS.

Di antara itu, sekitar 21.000 objek berdiameter lebih besar dari 4 inci (10,1 cm). Ini seperti roket dan satelit yang rusak layaknya Galaxy 15.

Space junk atau sampah antariksa, bahkan potongan-potongan kecil, berbahaya karena objek yang mengorbit di sekitar perjalanan Bumi pada kecepatan sekitar 17.500 mph (28.200 kph). Pada kecepatan tersebut, setiap tumbukan antara dua benda akan menyebabkan kerusakan serius.

Seperti tabrakan yang terjadi tahun lalu, ketika bangkai pesawat angkasa Rusia Cosmos 2251 menabrak satelit komunikasi Iridium di atas Siberia pada ketinggian 490 mil (790 km). Tabrakan ini menyebabkan keduanya terpecah menjadi potongan-potongan kecil yang banyak.

Ada satu lagi peristiwa besar terjadi pada 2007, ketika China sengaja menghancurkan sebuah satelit cuaca sekitar 528 mil (850 kilometer) di atas Bumi. Ini menciptakan awan bangkai kapal yang besar di orbit.

"Kedua peristiwa tersebut telah meningkatkan jumlah objek dalam orbit rendah Bumi yang kami lacak jumlahnya lebih dari 60 persen," kata Nicholas Johnson, Kepala Ilmuwan untuk Orbital Debris di Johnson Space Center NASA di Houston. "Bila dibandingkan dengan yang telah terakumulasi selama 50 tahun terakhir, maka ini adalah peningkatan yang dramatis yang belum pernah terjadi sebelumnya."

Semoga bermanfaat